Kamis, 30 Januari 2014

Bawang Merah



CARA BERTANAM BAWANG MERAH
DENGAN METODE AOS AMINO


Banyak petani berpendapat bahwa bawang merah hanya bisa dikembangkan dengan umbinya. Tetapi dengan perkembangan teknologi saat ini, bawang merah sudah dapat dikembangkan dengan biji.
Penanaman bawang merah dengan biji mempunyai banyak kelebihan, antara lain:
1.  Menghemat biaya
2.     Produktivitas persatuan luas lebih tingggi
3.    Dapat menanam bawang merah setiap saat

Untuk mencapai potensi produksi, maka ada beberapa langkah dalam penanaman bawang merah dengan menggunakan biji:

1.    Pengolahan tanah
Pengolahan tanah dilakukan sedemikian rupa sehingga tanah benar- benar remah untuk dapat mendukung pertumbuhan umbi bawang merah. Tanah yang sudah diolah dibuat guludan- guludan dengan lebar 1 meter dan panjang disesuaikan dengan panjang lahan. Setelah tanah diolah, pupuk organik dapat segera ditaburkan. Kebutuhan pupuk organik sekitar 50 kg per 15 meter panjang guludan.
Pupuk kandang yang telah ditabur dicor atau disemprot dengan larutan AOS AMINO.
Cara membuat larutan AOS AMINO, yaitu 200 cc AOS AMINO dilarutkan dalam 20 liter air dan diberi 50 gr (5 sendok makan) NPK mutiara 16.16.16 dan juga 50 gr NPK ponskha.
Pengecoran dilakukan secara merata.  2 hari setelah pengecoran, lahan siap untuk ditanami.
Untuk lahan dengan luas 1.000 meter cukup menggunakan 1 lliter AOS AmiNO dan 0,5 kg NPK Ponskha dan 0,5 kg NPK mutiara 16.16.16

2.    Pesemaian
Pesemaian biji bawang merah dilakukan dengan membuat lajur- lajur memotong panjang guludan dengan jarak lajur 10 cm. 2 hari sebelum benih ditabur , bedengan di cor/ disiram terlebih dahulu dengan larutan aos amino, yaitu  200 cc AOS AMINO dilarutkan dalam 20 liter air dan ditambah dengan NPK Pnskha dan NPK mutirara 16.16.16 masing- masing 50 gr ( 5 send0k makan). Larutan ini disiramkan secara merata di lahan guludan yang akan digunakan sebagai tempat persemaian.
2 hari setelah di cor/ disiram, bbit ditabur secara merata pada lajur dengan kedalaman 1 cm, tutup dengan arang sekam ataupun pupuk kandang halus yang telah dicampur dengan tanah dengan perbandingan 1:1.
Tutup guludan pesemaian dengan jerami, kemudian lakukan penyiraman setiap hari. Setelah disemai 4- 5 hari, benih mulai tumbuh. Jerami dapat dipindahkan dari guludan, namun bibit masih perlu diberi naungan supaya tidak terkena sinar matahari langsung.
Setelah bibit berumur 20 s/d 25 hari, naungan  tidak dibutuhkan lagi, karena bibit sudah cukup kuat terkena sinar matahari langsung.
Pemupukan  dilakukan 20 hari setelah benih ditanam. Pupuk yang digunakan adalah AOS AMINO dengan dosis 1 tutup botol yang dilarutkan ke dalam 4 liter air. Pupuk disemprotkan keseluruh tanaman dan juga lahan pembibitan.
Pada umur 40 s/d 45 hari, bibit sudah dapat dipindahkan ke lahan.


3.    Penanaman
Bibit ditanam ke bedengan yang telah disiapkan dengan jarak tanam 5 – 10 cm X 5- 10 cm. Ketika melakukan penanaman sebaiknya lahan digenangi air supaya bibit tidak stress dan bibit cepat tumbuh.

4.    Pengairan
Pengairan dilakukan pada pagi dan sore hari selama 1 minggu, selanjutnya disiram menggunakan gembor  1 hari sekali.

5.    Pemupukan yang tepat dan berimbang
Prinsip di dalam pemupukan bawang merah adalah pupuk yang tepat dan berimbang.
AOS AMINO dengan kandungan hara makro dan mikro yang berimbang serta mengandung asam amino yang lengkap dan juga dilengkapi dengan ZPT yang komplit, ditambah dengan mikrobia yang menguntungkan sangat membantu untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan umbi bawang merah.

Cara Aplikasinya, yaitu:

1 tutup botol AOS AMINO  dilarutkan ke dalam 4 liter air dan disemprotkan secara merata ke seluruh bagian tanaman 1 minggu sekali. Apabila turun hujan, maka penyemprotan dengan AOS AMINO dapat segera dilakukan.  Hal ini untuk menghindari serangan penyakit.

6.    Pengendalian gulma
Pengendalian gulma dilakukan sedini mungkin, yaitu dengan cara manual. Pada saat pengendalian gulma harus dilakukan hati- hati supaya tanaman tidak ikut tercabut.

7.    Pengendalian Hama dan penyakit
Peningkatan produksi bawang merah sering sekali  terhambat oleh serangan hama dan penyakit.
AOS AMINO yang telah dilengkapi dengan pestisida alami, dapat mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang tanaman bawang merah.

Tetapi apabila serangan  mulai meluas, maka pada saat melakukan penyemprotan pupuk yang dilakukan 1 minggu sekali dapat dicampurkan  pestisidan sebagai berikut:

AOS Protector              : 50 cc per kep ( 12 liter air)
Antracol                        : 10  gr per kep
Curacron                      : 10 cc per kep

8.    Panen
Panen dapat dilakukan pada saat tanaman berumur 55 s/d 60 hari setelah tanam.
Ciri- ciri fisik tanaman bawang merah yang siap dipanen adalah:

a.     Jika dipegang, pangkal daun sudah lemas.
b.    70 s/d 80% daun berwarna kuning pucat
c.     Umbi sudah terbentuk dengan penuh dan kompak
d.    Sebagian umbi sudah terlihat dipermukaan tanah
e.     Umbi berwarna merah tua dan berbau khas.
f.       Sebagian besar ( > 80% )daun sudah rebah.


Hamparan Bawang merah milik Ibu Anyk di Brebes yang dipupuk dengan AOS AMINO Tanaman.


 Tanaman Bawang merah yang di pupuk dengan AOS AMINO, seminggu sekali. Dosis 30 cc per 12 liter air.


Ibu Anyk, pengusaha bawang merah di kabupaten Brebes Jawa Tengan. Telah menerapkan teknologi cara bertanam bawang merah ala AOS AMINO. Beliau masih menggunakan ibit bawang merah dari umbi. Yang mau berbagi pengalaman dengan Beliau silahkan dihubungi di no Hp. 0815 4817 3849
Hasil panen yang sangat memuaskan.

Rabu, 29 Januari 2014

Kelapa sawit

APLIKASI   AOS  AMINO

UNTUK MENINGKATKAN HASIL

 TANAMAN KELAPA SAWIT








  1. Larutkan 1 liter AOS Amino ke dalam 100 liter air.
  2. Tambahkan 1 kg pupk NPK 16.16.16
  3. Aduk rata sampai pupuk NPK nya larut semua.
  4. Siramkan secara merata ke piringan tanaman. Setiap tanaman mendapatkan 4 liter larutan
  5. Kebutuhan pupuk aos amino 5 s/d 6 liter per hektar
  6. Dengan pemakaian AOS Amino, penggunaan pupuk kimia dapat dihemat/dikurangi 50%.
 Dengan penggunaan AOS Amino, maka:
  1. Tanaman akan tumbuh lebih sehat.
  2. Menekan pertumbhan dan perkembangan jamur marasmius yang biasanya menyerang tanaman yang baru mulai berbuah (buah pasir)
  3. Meningkatkan produksi
  4. Mengurangi biaya pemupukan.